IAWNews.com Di balik kerlip lampu Auditorium Abdulrahman Saleh RRI Jakarta, dua anak muda berdiri di panggung yang bisa jadi akan mengubah hidup mereka selamanya. Mereka bukan artis besar, tapi suara mereka telah membawa ribuan orang terkesima sejak babak awal Bintang Radio 2024, sebuah ajang yang tak hanya menguji kualitas vokal, tapi juga mimpi.
Hari itu, Kamis 03 Juli 2025, bukan cuma peluncuran dua single anyar. Bukan sekadar seremoni Kick Off Bintang Radio 2025. Lebih dari itu, hari itu adalah peneguhan ulang misi Radio Republik Indonesia (RRI): membina, bukan hanya mencari sensasi. Mendorong regenerasi, bukan sekadar viralitas.

Davit Ingsani, lelaki muda asal Semarang yang besar di Pekalongan, berdiri dengan senyum tipis tapi mata tajam. Di tangannya, ia memegang lembar lirik lagu Cinta Tanpa Rencana, ciptaan Bemby Noor. Lagu itu kini bukan hanya milik penulisnya, itu lagu pertamanya, lagunya sendiri.
“Saya bersyukur bisa punya karya yang ditunggu-tunggu,” katanya dengan nada yang penuh rasa lega. Ia bercerita bahwa perjalanan musiknya bukan sebentar dari panggung kecil, kompetisi lokal, sampai akhirnya menyanyi di hadapan dewan juri nasional. Menang di Bintang Radio adalah pencapaian, tapi merilis lagu sendiri? Itu adalah awal.
Sementara Nadia Titanya gadis asal Gianyar yang lahir tahun 2008, masih terlihat belum percaya. Ia sering menunduk, menahan haru. Lagu yang ia nyanyikan, Masih Cinta Dia ciptaan Trakast, ia sebut “sangat dekat” dengan kisah hidupnya. “Rasanya seperti mimpi,” ucapnya dengan suara bergetar. Tapi lagu itu nyata. Direkam dengan aransemen profesional. Diproduksi dengan standar industri.

Bintang Radio bukan ajang baru. Ini panggung bersejarah. Dari sini, nama-nama seperti Titiek Puspa, Broery Marantika, hingga Andmesh Kamaleng memulai debutnya. Dan RRI tampaknya ingin kembali menegaskan hal itu: bahwa ajang ini bukan hanya kompetisi, tapi ruang pembinaan jangka panjang.
Yonas Markus Tuhuleruw, Direktur LPU LPP RRI, menggarisbawahi visi tersebut saat memberi sambutan. “RRI konsisten mencetak bintang dari berbagai penjuru nusantara. Tak hanya memfasilitasi karya, tapi juga mempromosikan hingga roadshow”, tegasnya.
Davit Ingsani dan Nadia Titanya adalah bukti terbaru dari konsistensi itu. Keduanya telah menandatangani kontrak eksklusif. Lagu mereka tak hanya tayang di platform digital, tapi juga diputar rutin di jaringan siaran RRI seluruh Indonesia.
Di sela peluncuran single, RRI juga mengumumkan dimulainya Bintang Radio 2025. Proses seleksi akan dimulai Agustus mendatang, dengan sistem berjenjang dari tingkat kota hingga nasional. Kriteria usia masih tetap: 16–25 tahun. Formatnya terbuka, inklusif, dan menjangkau seluruh penjuru negeri.
Bagi mereka yang bermimpi menjadi penyanyi, kesempatan terbuka lebar. Tapi bukan hanya soal suara. “Kami mencari kepribadian, karakter vokal, dan kemauan untuk berkembang,” ungkap salah satu produser RRI yang terlibat dalam produksi single.

Ajang ini telah menyaring hampir 4.000 peserta tahun lalu, dan hanya 10 yang menembus malam final. Diselenggarakan di Balai Kota Surabaya, final Bintang Radio 2024 menghadirkan Padi Reborn sebagai penampil utama. Nostalgia bertemu semangat baru, dan musik jadi jembatannya.
Davit Ingsani dan Nadia Titanya kini melangkah ke babak baru. Bagi mereka, satu lagu bukan akhir, tapi awal dari bab panjang perjalanan musik. Mereka bukan hanya pemenang lomba menyanyi. Mereka kini bagian dari ekosistem musik Indonesia.
Dan untuk RRI, ini bukan tentang dua lagu. Ini tentang bagaimana mimpi dibentuk, disuarakan, dan diperkenalkan ke dunia. (yanuar)