IAWNews.com – Dalam upaya menekan angka stunting dan memperkuat pembangunan keluarga di Bali, BKKBN bersama Komisi IX DPR RI menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana, Sabtu (02/08/2025) di Gedung Kampus UNHI Denpasar, Desa Adat Tambawu, Denpasar Timur.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber penting, di antaranya Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes. (Anggota Komisi IX DPR RI), Ratna Juita Razak, SE (Plh. Direktur Bina Peran Serta Masyarakat – Kemendukbangga/BKKBN), dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S. (Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali), dan Dra. I Gusti Agung Sri Wetrawati, M.Si. (Kepala DP3AP2KB Kota Denpasar).
Merujuk Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021, Indonesia menargetkan angka stunting nasional turun dari 27,67% (2019) menjadi 14% pada 2024. Namun, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional masih berada di angka 19,8%. Di Bali sendiri, prevalensi stunting mencapai 8,7%, naik dari 7,2% di 2023 dan masih di atas target provinsi sebesar 6,15%.

“Melalui Program Bangga Kencana, kita ingin membangun sumber daya manusia yang sehat, kuat, dan cerdas. Ini bukan sekadar program KB, tapi bagian integral dari pembangunan nasional”, tegas Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes.
Ditambahkan oleh dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S., bahwa meski capaian indikator BKKBN Bali secara umum baik, masih ada PR besar dalam pemenuhan kebutuhan ber-KB (unmet need). “Target 10,9% baru tercapai 10,6%. Tapi kami juga mencatat capaian positif untuk peserta KB baru yang melampaui target sebesar 107,34%”, ujarnya.
Dengan proyeksi penduduk Bali pada 2025 mencapai hampir 4,9 juta jiwa, urbanisasi yang terkonsentrasi di Denpasar dan Badung menjadi tantangan tersendiri. Jika tidak dikendalikan, bisa menimbulkan dampak sosial dan lingkungan serius.
Ditekankan oleh Dra. I Gusti Agung Sri Wetrawati, M.Si., pentingnya edukasi bagi calon pengantin, terutama dalam memastikan status kesehatan yang optimal sebelum kehamilan. “Calon pengantin wajib melakukan pemeriksaan kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah untuk mencegah stunting sejak dini”, paparnya.

Sementara itu Ratna Juita Razak, SE memperkenalkan sejumlah program unggulan Kemendukbangga yang menjadi bagian dari strategi nasional menuju Indonesia Emas 2045. Program “Quick Win” tersebut meliputi :
– GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting)
– TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak)
– GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia)
– SIDAYA (Lansia Berdaya)
– Aplikasi Keluarga Indonesia melalui SuperApp
“Semua program ini hanya bisa berhasil jika masyarakat ikut berperan aktif. Kader di lapangan, TPK, dan SuperApp adalah sarana untuk menjangkau masyarakat secara langsung”, ujar Ratna Juita Razak, SE.
Acara Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana menjadi momentum strategis untuk menguatkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting dan pengendalian pertumbuhan penduduk. “Kita semua punya tanggung jawab bersama dalam mewujudkan keluarga berkualitas demi masa depan Indonesia”, pungkas Tutik Kusuma Wardhani, S.E., M.M., M.Kes. (januar)