IAWNews.com – Tak sekadar bicara alat kontrasepsi, sosialisasi Program Bangga Kencana yang digelar di Kota Bandar Lampung membentangkan isu penting soal kesehatan, ketahanan keluarga, hingga tantangan ekonomi zaman digital. Bertempat di Gedung Pokdar Mitra Kamtibmas, acara yang diadakan Jumat (25/07/2025), menjadi wadah diskusi lintas sektor dari parlemen hingga masyarakat tentang pentingnya keluarga berencana yang sehat, bahagia, dan melek zaman.
Salah satu yang menarik, sebelum sosialisasi dimulai, para peserta terlebih dahulu menjalani cek kesehatan dan konsultasi KB gratis. Ini menjadi simbol bahwa program Bangga Kencana bukan sekadar edukasi di atas panggung, tetapi juga menyentuh langsung kebutuhan riil masyarakat.
Ditegaskan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmawati Herdian, S.H., M.Kn, bahwa informasi tentang perencanaan keluarga harus menjangkau semua orang tua. “Kabar baik, angka stunting di sini nol. Tapi bukan berarti kita bisa lengah. Perlu dukungan perilaku sehat, mulai dari ASI eksklusif hingga pola makan seimbang”, katanya.

Sementara itu, Soetriningsih, S.Sos., M.Si, selaku Plt. Kepala BKKBN Provinsi Lampung, mengangkat pentingnya edukasi usia ideal menikah dan jarak kelahiran melalui pendekatan 4T: Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak.
“Kenapa usia nikah minimal 21 untuk perempuan? Karena secara biologis panggul baru matang di usia itu. Sementara laki-laki 25, karena di usia itu biasanya sudah mulai mandiri secara ekonomi”, jelas Soetriningsih, S.Sos., M.Si.
Ditambahkan oleh Soetriningsih, S.Sos., M.Si, bahwa sejak 1970, program KB telah berhasil mencegah kelahiran lebih dari 100 juta jiwa, kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pemaparan yang tak kalah penting datang dari Adzari Anandito, S.IP., M.I.P selaku Kabid Dalduk DPPKB Kota Bandar Lampung yang memperkenalkan GATI atau Gerakan Ayah Teladan Indonesia. Ia menyoroti lemahnya peran ayah dalam keluarga saat ini, yang kerap digantikan oleh… gadget dan judi online.
“Kalau ayah tidak jadi panutan, anak bisa lari ke hal-hal yang salah. Saingan kita bukan cuma waktu kerja, tapi juga game online dan aplikasi judi. Kalau tidak hati-hati, bisa jadi sumber masalah sosial dan utang”, ujar dzari Anandito, S.IP., M.I.P.

Menurut Adzari Anandito, S.IP., M.I.P, solusi yang ditawarkan GATI sangat konkret :
– Tingkatkan literasi keluarga
– Perkuat komunikasi antara ayah dan anak
– Jadi teladan keuangan dan emosi
– Prioritaskan waktu untuk keluarga
Melalui kolaborasi Komisi IX DPR RI, BKKBN, dan Pemkot Bandar Lampung, acara ini menjadi pengingat bahwa investasi pada kesehatan keluarga adalah investasi jangka panjang bagi ekonomi nasional. Generasi sehat, terdidik, dan punya figur ayah yang teladan adalah modal utama untuk Indonesia Emas 2045. (triyadi)