Categories Fashion & Lifestyle

Batik Lintas 5 Karya Warga Binaan Lapas Cipinang di Hari Batik Nasional

IAWNews.com – Hari Batik Nasional tahun ini tidak hanya menjadi selebrasi budaya, tetapi juga ruang refleksi tentang bagaimana kain tradisi bisa menjadi medium perubahan hidup. Dari balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, lahirlah Batik Lintas 5, sebuah brand batik yang bukan sekadar busana, tetapi wujud kemandirian, harapan, dan transformasi warga binaan.

Kalapas Cipinang, Wachid Wibowo, menegaskan bahwa setiap helai batik hasil karya warga binaan membawa pesan kuat tentang proses pembinaan.

“Batik Lintas 5 adalah bukti nyata pembinaan di lapas menghasilkan karya produktif dan bermakna. Kami ingin masyarakat melihat bahwa Warga Binaan punya semangat untuk berkarya, berkontribusi, dan bangkit kembali”, ujar Wachid Wibowo.

Dari proses mencanting, pewarnaan, hingga finishing, para warga binaan dilatih bukan hanya soal teknik, tetapi juga filosofi batik: sabar, teliti, dan penuh dedikasi.

Batik Lintas 5 kini tidak lagi sekadar karya di ruang pembinaan, tetapi sudah hadir di ruang publik. Menurut Indiansyah Rana, Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Cipinang, koleksi batik ini rutin tampil dalam berbagai pameran fashion di pusat perbelanjaan seperti Pasaraya Grande dan Kota Kasablanka, hingga ajang resmi instansi pemerintah.

Dengan motif yang memadukan nuansa kebangsaan dan nilai pemasyarakatan, Batik Lintas 5 tampil elegan, modern, dan siap bersanding dengan brand batik lainnya.

Bagi para perajin di dalam lapas, setiap motif bukan sekadar pola. RZ, salah satu warga binaan, mengaku menemukan makna baru lewat kegiatan ini.

“Membatik membuat saya fokus dan sabar, bahkan saya mendapat sertifikat pelatihan sebagai bukti keterampilan. Bagi saya, Batik Lintas 5 adalah jalan untuk berubah dan memperbaiki diri”, tutur RZ dengan haru.

Karya-karya mereka pun kini tidak hanya dipandang sebagai produk fashion, melainkan juga simbol perjalanan transformasi pribadi.

Dalam lanskap fashion Indonesia, Batik Lintas 5 menambah warna baru: batik yang lahir dari proses rehabilitasi dan pemulihan diri. Kehadirannya mengingatkan publik bahwa mode tidak hanya bicara tren, melainkan juga cerita manusia di balik kain yang dikenakan.

Dengan semangat PRIMA (Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel), Lapas Cipinang ingin menjadikan Batik Lintas 5 bukan sekadar label, tetapi juga gerakan gaya hidup berbudaya yang sarat makna sosial.

Hari Batik Nasional kali ini pun terasa lebih istimewa: dari balik jeruji besi, warga binaan sedang menenun masa depan mereka satu helai batik, satu harapan baru. (san/red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like