IAWNews.com – Upaya memperkuat ketahanan keluarga dan menyiapkan generasi bebas stunting kembali digaungkan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dalam Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan berlangsung pada Rabu, 22 Oktober 2025 di GMAHK Kinaleosan, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa.
Acara ini menghadirkan tiga pemateri utama yaitu Felly Estelita Runtuwene, S.E. (Ketua Komisi IX DPR RI), Lady D. Ante, M.Pd., MAP (Sekban Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulut), dan Laurine Manarisip, S.E. (Sekretaris DPPKB Kabupaten Minahasa)
Kegiatan tersebut dihadiri dari berbagai unsur masyarakat, tenaga kesehatan, pendidik, hingga aparat desa yang antusias mengikuti rangkaian materi seputar pembangunan keluarga, kesehatan ibu-anak, dan pencegahan stunting.
Dalam pemaparannya, Lady D. Ante, M.Pd., MAP menggarisbawahi perubahan pendekatan perencanaan keluarga dari kuantitas menuju kualitas. Ia menegaskan bahwa tagline nasional kini bergeser menjadi “2 Anak Sehat”, sejalan dengan visi peningkatan kualitas keluarga Indonesia.
“Pembangunan bangsa ke depan harus dimulai dari keluarga. Merencanakan jarak kelahiran dan memastikan kesehatan ibu serta pemenuhan gizi keluarga adalah langkah penting untuk mencegah stunting”, kata Lady D. Ante, M.Pd., MAP.

Ditekankan pula oleh Lady D. Ante, M.Pd., MAP, bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan fase paling krusial dalam pertumbuhan anak. Kekurangan gizi, minimnya perhatian orang tua, hingga kurang optimalnya stimulasi tumbuh kembang dapat berdampak jangka panjang pada kecerdasan dan kesehatan anak.
Selain itu Lady D. Ante, M.Pd., MAP, juga turut menyoroti fenomena menurunnya interaksi anak dan orang tua akibat meningkatnya penggunaan gawai. “Komunikasi dan perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak”, ujarnya.
Disampaikan pula oleh Lady D. Ante, M.Pd., MAP, bahwa Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian serius pada pemenuhan gizi keluarga melalui Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Program ini menyasar ibu hamil, ibu menyusui, serta balita non-PAUD (3B) sebagai upaya langsung memperkuat ketahanan gizi keluarga dan mendorong penurunan stunting nasional.
Sementara itu, Felly Estelita Runtuwene, S.E. menekankan bahwa stunting harus dipandang sebagai persoalan besar pembangunan manusia. “Kita harus melihat stunting bukan hanya soal tinggi badan, tapi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan”, tegasnya.
Felly Estelita Runtuwene, S.E. juga mengajak masyarakat Sulawesi Utara untuk mendukung Program Bangga Kencana dan seluruh upaya pencegahan stunting. Menurutnya, keberhasilan program ini membutuhkan kolaborasi semua pihak: pemerintah, tenaga kesehatan, pendidik, dan keluarga.
Dalam kesempatan yang sama, Laurine Manarisip, S.E. menjelaskan bahwa Program Bangga Kencana Kabupaten Minahasa tahun 2025 akan fokus pada:
– Penurunan stunting
– Penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
– Penyuluhan dan advokasi kesehatan reproduksi
– Pemanfaatan smart technology mendukung edukasi keluarga
– Optimalisasi layanan Kontrasepsi Metode Jangka Panjang (MKJP)
“Pemerintah Kabupaten Minahasa berkomitmen penuh mendukung Bangga Kencana, terutama dalam meningkatkan layanan KB berkualitas”, ujar Laurine Manarisip, S.E.
Kegiatan di Minahasa ini menjadi momentum penting memperkuat sinergi antara DPR RI, Kemendukbangga/BKKBN, pemerintah daerah, tenaga pendidik, serta masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mampu mempercepat penurunan stunting dan mewujudkan keluarga Indonesia yang lebih tangguh, sehat, dan produktif. (tyo)

