Categories Film & Musik

In Memoriam Emilia Contessa, Sahabat & Keluarga Kenang “Singa Panggung” di Golden Boutique

IAWNews.com – Tangis haru, tawa, hingga alunan nostalgia bercampur menjadi satu di Ballroom Golden Boutique Hotel Kemayoran, Sabtu (30/8/2025). Ratusan penonton hadir mengenakan busana merah putih, menambah semarak suasana yang masih dalam nuansa perayaan HUT RI ke-80. Namun sore itu, panggung utama bukan hanya tentang kemerdekaan, melainkan juga mengenang perjalanan seorang diva legendaris, Emilia Contessa.

Deretan penyanyi lintas generasi hadir mengisi acara In Memoriam Emilia Contessa: Ernie Djohan, Vivi Sumanti, Nenny Triana, Yana Achbari, Endang S. Taurina, Ratih Purwasih, Anie Carera, Andy Achmad, Tonny Seno, Julian Dekrita, hingga Gandhy S. Mereka membawakan lagu-lagu yang dulu sempat mengangkat nama Emilia Contessa di panggung musik nasional.

Penampilan demi penampilan seolah mengajak penonton menjelajah waktu. Dari To Love Somebody, Malam Yang Dingin, hingga Rasa Cinta, setiap lirik menghadirkan kenangan akan suara penuh kekuatan sang diva. Latar panggung menampilkan kolase foto perjalanan hidup Emilia, dari masa muda hingga akhir hayat, membuat banyak penonton tak kuasa menahan air mata.

Enrico Tambunan, putra Emilia Contessa, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. “Meskipun Mama sudah tiada, kami masih merasakan perhatian luar biasa dari para sahabatnya. Itu sangat berarti bagi keluarga kami. Terima kasih untuk semua cinta yang diberikan”, ucapnya terbata.

Kata-kata Enrico menjadi penegas betapa kuatnya ikatan persahabatan Emilia Contessa dengan rekan-rekan seprofesinya.

Salah satu momen paling berkesan adalah duet energik Tonny Seno dengan Endang S. Taurina di lagu Malam Yang Dingin, yang langsung disambut riuh tepuk tangan. Ratih Purwasih juga menorehkan kenangan indah ketika berduet dengan sang kakak, Endang, membawakan Penasaran dan Terajana.

Tak hanya lagu, para sahabat juga berbagi cerita. Nenny Triana mengenang bahwa tiga bulan sebelum berpulang, Emilia Contessa sempat berencana membuat konser baru dan rajin berlatih. “Beliau selalu perhatian, bahkan saat pandemi suka membelikan obat-obatan untuk teman-temannya,” kenang Nenny.

Acarapun semakin hangat ketika perayaan ulang tahun seorang sahabat, Jenderal (Purn) Tarmin, disisipkan di tengah konser. Tawa dan kebersamaan menutup kesedihan, menjadikan acara ini bukan sekadar mengenang, tapi juga merayakan hidup.

Ditegaskan oleh Gandhy S selaku General Manager Golden Boutique, bahwa konser ini adalah bagian dari komitmen hotel untuk menjaga warisan musik Indonesia. “Emilia Contessa adalah ikon. Melalui acara ini, kami ingin menghadirkan kembali karya-karyanya dan menjaga agar musik era 80–90-an tetap hidup”, ujarnya.

Pihak penyelenggara juga menekankan pentingnya profesionalisme dengan memastikan royalti pencipta lagu telah dibayarkan, sebuah langkah kecil namun bermakna bagi keberlanjutan dunia musik.

Sebagai pamungkas, semua artis naik ke panggung bersama. Lagu That’s What Friends Are For dan Dansa Yo Dansa dilantunkan, mengajak penonton bernyanyi dan bergoyang. Tangis haru berganti senyum, menyatukan semua yang hadir dalam perasaan yang sama: rindu sekaligus bangga atas warisan karya Emilia Contessa.

Siang itu, Golden Boutique bukan sekadar hotel, melainkan ruang kenangan. Emilia Contessa mungkin telah tiada, namun suaranya, semangatnya, dan cintanya pada musik akan terus hidup di hati para penggemarnya. (styo)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like