Categories Nasional

BKKBN Genjot Penurunan Stunting Lewat Fasilitasi Teknis Bangga Kencana Di Nganjuk Jawa Timur

IAWNews.com – Upaya percepatan penurunan angka stunting terus digencarkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Program Bangga Kencana. Salah satu langkah konkret dilakukan dengan menggelar kegiatan Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Desa Kebonagung, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, pada Minggu (18/05/2025).

Bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR), kegiatan ini sekaligus memperkuat pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Non Fisik (BOKB) dalam rangka percepatan penurunan angka stunting.

Kegiatan yang berlangsung di Rumah Makan Mbah Yot, Desa Kebonagung, Kec. Sawahan, Kab. Nganjuk.ini dihadiri penyaji materi oleh narasumber Sam’ani Kurniawan, S.KM., M.KM (Tenaga Ahli Anggota DPR RI Bapak M.Yahya Zaini, SH), Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc (Katimja Humas dan Informasi Publik Kemendukbangga Provinsi Jawa Timur) dan S. Kundariana, S.ST., M.MKes (Plt. Sekretaris Dinas PPKB Kab. Nganjuk).

Ditekankan oleh S. Kundariana, S.ST., M.MKes, bahwa stunting merupakan masalah multidimensi yang memerlukan intervensi menyeluruh, khususnya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Beberapa penyebab stunting yaitu faktor gizi buruk, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, terbatasnya layanan kesehatan, praktik pengasuhan yang tidak baik, dan kurangnya akses air bersih dan sanitasi. Intervensi pada 1000 HPK sangat menentukan”, kata S. Kundariana, S.ST., M.MKes.

Selain itu S. Kundariana, S.ST., M.MKes, juga mendorong keterlibatan aktif stakeholder dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk memanfaatkan dana BOKB secara optimal dalam mendukung program KBKR dan penurunan stunting.

Senada dengan itu, Sam’ani Kurniawan, S.KM., M.KM., menegaskan pentingnya pendekatan sejak prakonsepsi untuk mengatasi stunting. “Stunting bukan semata persoalan pascakelahiran, tetapi berakar dari kondisi gizi sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, seluruh pihak harus terlibat dalam penanganannya sejak dini,” ujarnya.

Sedangkan Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc.,dalam kesempatan tersebut juga menyoroti perlunya integrasi program Makan Bergizi Gratis agar turut menyasar ibu hamil dan menyusui. Ia juga mengkritisi belum adanya program quick wins yang secara eksplisit menyentuh masa 1000 HPK.

“Saya belum melihat dari lima quick wins itu yang secara langsung menyentuh 1000 hari pertama kehidupan. Ini perlu menjadi perhatian khusus karena masa ini sangat sensitif terhadap upaya pencegahan stunting”, ujar Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc.

Adapun lima program quick wins Kemendukbangga yang disampaikan dalam kegiatan ini meliputi: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (GATE), AI-SuperApps Keluarga Indonesia, dan Lansia Berdaya (Sidaya).

Melalui kegiatan ini, BKKBN berharap adanya sinergi yang lebih kuat antara pemerintah daerah, legislatif, dan masyarakat dalam mendukung target nasional penurunan angka stunting menjadi 18 persen pada 2025. (slty)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like