Categories Nasional

Sosialisasi Bangga Kencana di Kapuas Hulu, Edukasi Gizi, ASI, dan Posyandu Jadi Sorotan

IAWNews.com – Pemerintah terus menggencarkan upaya menurunkan angka stunting sebagai bagian dari strategi meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu langkah nyata dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana bersama mitra kerja, yang digelar pada Rabu, 11 Juni 2025 di Rumah Adat Melayu, Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Acara yang diinisiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat bersama anggota Komisi IX DPR RI ini menyasar kelompok strategis seperti remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, serta kader kesehatan. Tujuan utamanya menekan angka stunting di Kalimantan Barat dengan pendekatan edukatif yang menyentuh akar persoalan gizi, perencanaan keluarga, dan pola hidup sehat.

Dalam pemaparannya Ir. Aulia Arfiansyah Arief, M.Si selaku Penata KKB Ahli Madya BKKBN Kalimantan Barat menyebutkan bahwa stunting bisa dicegah sejak jauh hari, bahkan sejak masa remaja dan sebelum pernikahan.

“Untuk ibu hamil, pemeriksaan minimal enam kali selama masa kehamilan sangat dianjurkan. Ini bagian dari strategi pencegahan dini stunting. Edukasi juga kami lakukan lewat posyandu, pemberian tablet tambah darah bagi remaja, hingga layanan gratis bagi masyarakat”, kata Ir. Aulia Arfiansyah Arief, M.Si.

Lebih jauh Ir. Aulia Arfiansyah Arief, M.Si menjelaskan, masalah stunting bukan sekadar kekurangan gizi, tetapi juga berakar dari pola hidup dan kurangnya kesadaran akan pentingnya perencanaan kehamilan dan pemenuhan nutrisi sejak usia muda.

Pada kesempatan yang sama Rozana Hayati, S.Tr.Keb., M.A.P selaku Analisis Kebijakan Ahli Muda Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu memperkuat narasi tersebut dengan menjelaskan bahwa “pandak” sebutan lokal untuk stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang bisa dicegah selama masa 1000 hari pertama kehidupan.

“Pencegahan stunting dimulai sejak seseorang menjadi calon pengantin. Dari asupan bergizi saat hamil, pemberian ASI eksklusif, imunisasi, hingga kontrol rutin ke posyandu semuanya harus direncanakan dan dijalankan bersama”, tegas Rozana Hayati, S.Tr.Keb., M.A.P.

Sosialisasi ini juga menjadi panggung sinergi antara pemerintah dan legislatif. H. Alifudin, S.E., M.M., anggota Komisi IX DPR RI yang hadir langsung di lokasi, menekankan pentingnya gaya hidup sehat sebagai budaya yang harus dibangun sejak dini.

“Stunting dan penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi sama-sama berakar dari gaya hidup. Karena itu, menjaga pola makan, rutin beraktivitas fisik, dan memperhatikan kebersihan lingkungan harus jadi kebiasaan bersama”, jelas H Alifudin, S.E., M.M.

Ditegaskan oleh H Alifudin, S.E., M.M. bahwa penanggulangan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Perlu keterlibatan aktif masyarakat, terutama dalam menyebarkan kembali informasi yang mereka dapatkan ke lingkungan sekitar.

Melalui kegiatan sosialisasi ini, BKKBN dan Komisi IX DPR RI berharap masyarakat Kalimantan Barat khususnya di daerah perbatasan seperti Kapuas Hulu bisa menjadi bagian dari gerakan bersama menurunkan prevalensi stunting nasional. Selain materi dan diskusi interaktif, peserta juga mendapat edukasi langsung mengenai pentingnya konsumsi makanan bergizi, perencanaan pernikahan, serta perilaku hidup bersih dan sehat.

Dengan pendekatan lintas sektor, dari edukasi hingga advokasi legislatif, upaya percepatan penurunan stunting di Kalimantan Barat kini semakin solid. Langkah kecil dari Putussibau ini menjadi bagian penting dari perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 yang sehat, kuat, dan bebas stunting. (alexa)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like