IAWNews.com – Dalam upaya memperkuat pemahaman masyarakat tentang pentingnya perencanaan keluarga dan pembangunan kependudukan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Komisi IX DPR RI menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Aula Depan Al Fityan Boarding School, Desa Pal 9, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Minggu (06/07/2025).
Acara ini dihadiri langsung oleh Anggota Komisi IX DPR RI, H. Alifudin, S.E., M.M., yang menegaskan pentingnya peran keluarga sebagai fondasi pembangunan bangsa. “Keluarga adalah pondasi utama. Bangsa yang kuat dimulai dari keluarga yang terencana dan berkualitas”, ujarnya dalam sambutannya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kubu Raya, dr. Dyah Tut Wuri Handayani, M.Kes, serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, Nuryamin, S.T.P., M.M. Keduanya menjadi narasumber utama yang menyampaikan berbagai isu krusial seputar kependudukan, termasuk tingginya angka perkawinan anak dan ancaman stunting di wilayah tersebut.
Dalam paparannya, dr. Dyah Tut Wuri Handayani, M.Kes, mengungkapkan bahwa angka perkawinan anak di Kubu Raya masih tergolong tinggi. Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Sungai Raya, tercatat 48 pasangan Muslim dan 44 pasangan non-Muslim menikah di usia anak pada 2023.
“Ini menunjukkan masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang dampak buruk dari perkawinan anak. Kurangnya sosialisasi Bina Keluarga Berencana (BKB) menjadi salah satu penyebabnya”, tegas dr. Dyah Tut Wuri Handayani, M.Kes,
Menurut dr. Dyah Tut Wuri Handayani, M.Kes, fenomena ini harus segera diatasi dengan edukasi yang masif agar masyarakat sadar bahwa pernikahan di usia anak sangat berisiko, baik dari sisi kesehatan reproduksi maupun kesiapan mental untuk membina rumah tangga.
Isu lain yang mengemuka dalam sosialisasi adalah pentingnya ketahanan keluarga sebagai strategi pencegahan stunting. Nuryamin, S.T.P., M.M. menekankan bahwa usia ideal pernikahan menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan keluarga sehat. “Nikah muda boleh, tapi idealnya perempuan di usia 21 dan laki-laki di 25. Kalau tidak, risiko stunting sangat tinggi”, jelasnya.

Nuryamin, S.T.P., M.M. juga menyoroti pentingnya program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai langkah pencegahan stunting sejak dini. “HPK ini sangat penting, terutama dalam memberikan asupan gizi yang tepat bagi anak pasca lahir. Kalau ini diabaikan, stunting tak bisa dicegah,” tambahnya.
H. Alifudin, S.E., M.M., dalam sesi diskusi juga menyampaikan bahwa kini BKKBN telah menjadi lembaga tersendiri setingkat kementerian setelah diresmikan oleh Presiden Prabowo. Hal ini diharapkan mampu memperkuat peran BKKBN dalam menyosialisasikan program-program seperti Bangga Kencana secara lebih intensif.
“Dengan status kementerian, BKKBN punya ruang lebih luas untuk bergerak. Edukasi kepada masyarakat harus terus ditingkatkan, terutama soal perencanaan keluarga dan pencegahan stunting”, ungkap H. Alifudin, S.E., M.M.
Pada kesempatan tersebut H. Alifudin, S.E., M.M., mengajak kepada seluruh peserta untuk bersama-sama mendukung program Bangga Kencana demi terwujudnya keluarga berkualitas yang sehat, mandiri, dan sejahtera. “Mari cegah stunting, bangun keluarga berencana yang bahagia dan berkualitas”, pungkasnya.
Sosialisasi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja juga diramaikan dengan sesi diskusi interaktif antara warga dan para narasumber. Warga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan, kritik, maupun saran terkait isu kependudukan. Kegiatan ditutup dengan pembagian doorprize sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang aktif berpartisipasi.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Sungai Kakap, khususnya di Kubu Raya, semakin memahami pentingnya perencanaan keluarga dan menjadi agen perubahan dalam menciptakan keluarga Indonesia yang sehat dan berkualitas. (kim)