IAWNews.com – Nama Fransiscus Eko mungkin lebih familiar di dunia jurnalisme dan manajemen artis, tapi hari ini ia menunjukkan sisi lain sebagai musisi lewat peluncuran single Evolusi. Dirilis di bawah label Cadaazz Pustaka Musik, lagu ini hadir dengan warna rock/metal yang kencang, penuh scream dan growl, serta pesan sosial yang tajam.
Evolusi bukan lagu baru, ditulis pada tahun 2000 bersama sahabatnya mendiang Petrus Arema, lagu ini awalnya hanya menjadi koleksi pribadi karena tak sesuai dengan konsep band mereka saat itu, Drama. Namun Fransiscus Eko merasa, justru sekaranglah waktu paling tepat untuk merilisnya.
“Manusia bukannya makin maju, malah makin rakus dan kejam. Ini semacam evolusi terbalik, nggak sesuai teori Darwin. Itu yang gue tuangkan di lagu ini”, jelas Fransiscus Eko soal makna lagunya.

Lagu ini juga menjadi tribute untuk Petrus yang menciptakan riff gitar awalnya. Selain Fransiscus Eko (vokal, gitar) dan Petrus (gitar, bass), proses kreatif “Evolusi” turut melibatkan Christian Wibisono (Ian)—drummer Drama yang kini dikenal lewat Rocker Kasarunk. Ian mengisi drum, vokal growl, sekaligus menangani mixing, mastering, dan desain artwork.
Secara musikal, Evolusi memadukan energi agresif dengan lirik yang mengusik kesadaran sosial. Lagu ini berdurasi singkat, padat, dan langsung menghantam, cocok untuk para penikmat metal dengan pesan yang bermakna.
Ke depan, Fransiscus Eko berencana merilis EP atau LP berisi materi modern rock, dengan Evolusi sebagai bonus track. Ia membuka kemungkinan kolaborasi lagi dengan eks-personel Drama seperti Coki Bolemeyer (NTRL), bahkan anaknya sendiri Patrick Lesmana yang merilis album instrumental “Yabai” pada 2022.
“Kalau bisa ngajak anak sendiri main gitar, kan lumayan ngirit, haha”, seloroh Fransiscus Eko.
Single Evolusi sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital mulai hari ini. (tyo)