IAWNews.com – Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran semakin mendekati titik didih. Pengamat kebijakan publik sekaligus Ketua Umum Dharma Siliwangi Nusantara (DSN), Rohidin, SH, MH, M.Si, menyoroti eskalasi konflik ini sebagai bentuk perang proksi yang mengundang kekhawatiran global.
“Serangan Israel terhadap Iran tanpa deklarasi perang jelas memperlihatkan strategi pre-emptive strike yang kuat. Ini bukan sekadar konflik dua negara, melainkan bagian dari konstelasi kekuatan global yang dikendalikan dari balik layar”, kata Rohidin, SH, MH, M.Si, yang juga merupakan Sultan Patrakusumah VIII Trust Of Guarantee Phoenix Ina 18, dalam keterangannya di Tasikmalaya.

Ditegaskan oleh Rohidin, SH, MH, M.Si, bahwa Amerika Serikat memainkan peran besar dalam mempertajam konflik ini. Dengan dukungan penuh dari aspek militer, intelijen, hingga teknologi mutakhir, AS dinilai menunjukkan arah kebijakan luar negeri yang pro-Israel secara terang-terangan.
“Dukungan besar AS terhadap Israel mempertontonkan bahwa konflik ini bukan murni pertahanan negara, tetapi bagian dari desain kepentingan global tertentu”, ujar Rohidin, SH, MH, M.Si.
Dalam pandangan Rohidin, SH, MH, M.Si, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah gagal menjalankan mandatnya. Ia menilai PBB tidak mampu memberikan solusi konkret selain kecaman dan resolusi yang tak berdampak nyata.

“PBB kini dipandang publik global sebagai lembaga banci. Tidak relevan lagi sebagai penegak perdamaian”, tegas Rohidin, SH, MH, M.Si,
Hal serupa disampaikan terhadap NATO yang hanya tampil sebagai komentator tanpa tindakan nyata. “NATO hanya No Action Talk Only. Hanya bisa mengecam tanpa keberanian bertindak,” tambahnya tajam.
Kecamtan keras juga disampaikan oleh Rohidin, SH, MH, M.Si, atas aksi Israel di Palestina, terutama di Jalur Gaza. Ia menyebut tindakan Israel terhadap rakyat Gaza sebagai bentuk genosida modern.
“Israel membangun tembok pemisah, memperkuat blokade, dan melancarkan serangan militer tanpa henti. Ini jauh lebih kejam dari pembersihan etnis yang dilakukan Pol Pot di Kamboja. Gaza kini adalah killing field abad modern”, ungkap Rohidin, SH, MH, M.Si, dengan nada prihatin.

Menurut Rohidin, SH, MH, M.Si, berbagai konflik yang terjadi mulai dari Israel-Palestina, Israel-Iran, hingga Ukraina telah memperkeruh situasi global. Ketegangan ini melibatkan aktor-aktor besar dunia dengan kepentingan saling bertabrakan dalam bidang geopolitik dan ekonomi.
“Konflik lokal kini digunakan sebagai alat tekanan dalam politik global. Harga energi, arus perdagangan, dan stabilitas mata uang sangat dipengaruhi. Dunia sedang berada di ambang krisis besar”, jelas Rohidin, SH, MH, M.Si.
Sebagai penutup, Rohidin, SH, MH, M.Si, menyerukan kepada komunitas internasional agar tidak menunda tindakan diplomatik nyata demi perdamaian dunia.
“Pilihan kini ada di tangan komunitas global. Apakah kita akan membiarkan dunia hancur oleh ambisi segelintir elite, atau kita berdiplomasi nyata demi perdamaian? “, pungkas Rohidin, SH, MH, M.Si. (rohidin)