Categories Nasional

Edukasi Gizi dan Percepatan Penurunan Stunting di Sulut

IAWNews.com — Stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis ini tidak hanya berpengaruh pada tinggi badan anak, tetapi juga perkembangan otak, kemampuan belajar, hingga produktivitas saat dewasa. Pemerintah menjadikan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas nasional untuk memastikan lahirnya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Dalam rangka memperkuat upaya tersebut, Komisi IX DPR RI bersama BKKBN Provinsi Sulawesi Utara kembali menggelar Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencang bersama Mitra Kerja, Senin (1/12/2025), di Desa Rumoong Bawah, Kecamatan Amurang Barat, Kabupaten Minahasa Selatan.

Kegiatan dihadiri oleh para narasumber utama, yakni:

  • Felly Estelita Runtuwene, S.E., Ketua Komisi IX DPR RI
  • Masrinto Pongrambu, S.Sos., Penata KB Ahli Muda Kemendukbangga/BKKBN
  • dr. Jeanny Yola Winokan, MAP, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara
  • Levi Lusye Turangan, S.ST, Kepala Dinas PPKB Kabupaten Minahasa Selatan

Dalam pemaparannya, Felly Estelita Runtuwene, S.E., menekankan pentingnya edukasi gizi untuk keluarga sebagai fondasi pencegahan stunting. Ia menegaskan bahwa gizi seimbang tidak harus mahal dan dapat disiapkan dengan bahan sederhana yang mudah dijangkau masyarakat.

“Makanan bergizi untuk anak bisa diberikan setiap hari dengan bahan yang sederhana. Telur, tempe, dan tahu saja sudah cukup, tinggal diolah bervariasi. Untuk ibu menyusui, yang penting ibunya sendiri makan makanan bergizi”, kata Felly Estelita Runtuwene, S.E.

Dijelaskan oleh Felly Estelita Runtuwene, S.E., bahwa kebutuhan gizi orang dewasa idealnya terdiri dari 40% karbohidrat, 30% serat, dan 30% protein untuk menjaga tubuh tetap sehat dan berenergi. Edukasi ini disebut penting dalam membangun keluarga yang kuat, sehat, dan berdaya, sejalan dengan tujuan utama Program Bangga Kencana.

Sementara itu, Masrinto Pongrambu, S.Sos., menyampaikan transformasi BKKBN yang kini menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), dengan fokus utama pada pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana.

Menurut Masrinto Pongrambu, S.Sos., pembangunan keluarga mencakup ketahanan, kesejahteraan, serta pemenuhan kebutuhan dasar keluarga.

“Keluarga yang sejahtera akan melahirkan anak-anak berkualitas yang menjadi generasi emas 2045”, jelas Masrinto Pongrambu, S.Sos.

Selain itu Masrinto Pongrambu, S.Sos., juga menyoroti masih tingginya angka stunting di berbagai daerah dan menegaskan pentingnya penerapan gizi seimbang. Selain itu, ia memperkenalkan aplikasi Elsimil, platform edukasi bagi calon pengantin dan pasangan yang siap menikah atau merencanakan kehamilan.

Sedangkan dr. Jeanny Yola Winokan, MAP, mengajak seluruh mitra kerja untuk semakin memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas keluarga.

“Kita harus membangun bangsa dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan ketahanan keluarga melalui pembangunan keluarga, pengendalian penduduk, dan keluarga berencana”, ujar dr. Jeanny Yola Winokan, MAP.

Melalui kegiatan fasilitasi teknis ini, pemerintah daerah bersama Kemendukbangga dan Komisi IX berharap sinergi lintas sektor dapat semakin kuat dalam menurunkan angka stunting dan mempersiapkan generasi Indonesia yang lebih unggul. (gonz)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like