Insiden Penembakan Oleh Anggota TNI AL Terhadap Pemilik Mobil Rental Tuai Kontroversi

IAWNews.com – Insiden penembakan yang melibatkan anggota TNI Angkatan Laut dan seorang pemilik mobil rental di Rest Area Cinangka, Banten, telah memicu diskusi hangat di kalangan masyarakat. Kasus ini mengungkap konflik antara dugaan penggelapan mobil dan respons aparat yang berujung tragis.

Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto, mantan Kabais TNI, menyebut insiden tersebut dipicu tindakan pemilik rental yang mengerahkan massa untuk mencari mobil tanpa melibatkan kepolisian. Menurutnya, langkah itu adalah bentuk premanisme.

“Tindakan pengerahan massa melanggar hukum. Harusnya pemilik rental melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. Anggota TNI AL melepaskan tembakan sebagai upaya pembelaan diri setelah dikeroyok”, kata Laksamana Muda TNI (Purn) Soleman B. Ponto dalam pernyataan pers, Sabtu (11/01/2025)

Namun, pandangan ini dikritik oleh Wilson Lalengke, Ketua Umum PPWI. dinyatakannya bahwa pemilik rental sudah melapor ke Polsek Cinangka, namun ditolak. “Kapolsek Cinangka bahkan telah diproses hukum karena menolak membantu pemilik mobil rental. Pemilik sudah bertindak sesuai prosedur”, tegasnya.

Wilson Lalengke juga membantah tudingan pengerahan massa. “Kerumunan terjadi spontan karena adanya dugaan pencurian. Tidak ada pengerahan massa oleh pemilik rental”, ujarnya.

Wilson Lalengke bahkan menuduh anggota TNI AL yang terlibat sebagai bagian dari sindikat penggelapan mobil. Dirinya menyebut tindakan menodongkan pistol kepada pemilik rental menunjukkan adanya niat intimidasi. “Jika merasa terancam, tembakan peringatan bisa diberikan, bukan langsung menembak”, tegasnya.

Kasus ini kini dalam investigasi polisi dan institusi militer. Publik menuntut transparansi dan keadilan, terutama bagi keluarga korban. Wilson Lalengke mendesak agar pelaku dihukum maksimal.

“Pembunuhan terhadap warga sipil oleh aparat negara tidak bisa dibenarkan. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” ujar Wilson Lalengke.

Insiden ini menjadi pelajaran penting untuk mencegah konflik melalui penegakan hukum yang tegas dan transparan. Namun, kasus ini juga mencerminkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum, yang harus segera dibenahi. (tim/red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like