IAWNews.com – Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, kembali membuat heboh dengan kritik tajamnya terhadap Menteri BUMN Erick Thohir. Kali ini, Wilson memberikan julukan baru bagi Erick sebagai “tukang oplos”, menuding kebijakan sang menteri sarat dengan praktik mencampur-aduk segala hal demi kepentingan tertentu.
Julukan itu tidak hanya berkaitan dengan dugaan praktik oplosan BBM, tetapi juga pengelolaan BUMN, dunia pers, dan bahkan sepak bola nasional. Menurut Wilson, Erick Thohir kerap mencampurkan sesuatu yang seharusnya murni dan asli dengan unsur-unsur yang tidak semestinya, sehingga kualitasnya menjadi meragukan.
“Di mana ada BBM oplosan, hampir pasti di situ ada Erick Thohir. Di mana ada BUMN yang dicampur-aduk antar perusahaan, di situ ada kebijakan Erick Thohir. Begitu pula di dunia pers yang penuh dengan campuran wartawan idealis dan korup, serta sepak bola nasional yang dipenuhi pemain impor. Hampir pasti bosnya adalah Erick Thohir”, kata Wilson Lalengke pada Kamis (13/03/2025).
Wilson Lalengke menyoroti dugaan oplosan BBM yang membuat masyarakat semakin dirugikan. Menurutnya, bensin premium bernama pertamax kini justru kehilangan kualitasnya karena dicampur dengan pertalite dan bahan lain, namun tetap dijual dengan harga tinggi.
“Ini mirip beli ayam geprek cabe level 10, tapi pedasnya cuma ada di filter Instagram”, sindir Wilson Lalengke.
Dugaan korupsi hampir Rp 1.000 triliun di PT Pertamina Patra Niaga semakin memperkuat kritik bahwa rakyat selama ini disuguhkan BBM dengan kualitas yang diragukan. Akibatnya, banyak kendaraan mengalami kerusakan karena menggunakan bahan bakar yang tidak murni.
Wilson Lalengke juga mengkritik cara Erick Thohir mengelola BUMN, terutama dalam kasus Jiwasraya. Perusahaan asuransi berusia lebih dari 160 tahun itu mengalami kehancuran akibat kebijakan restrukturisasi yang dinilai ngawur.
“Akibat restrukturisasi, polis nasabah yang seharusnya terjamin malah dipangkas hingga 60 persen. Ini jelas merugikan rakyat dan menunjukkan bahwa BUMN dikelola dengan sistem oplosan yang tak masuk akal”, tegas Wilson Lalengke.
Wilson Lalengke juga menuding Erick Thohir ikut campur dalam dunia pers dengan cara “mengoplos” wartawan idealis dengan wartawan korup. Menurutnya, ada upaya membagi-bagi dana kepada segelintir wartawan untuk menciptakan pers yang tidak lagi independen.
Akibatnya, terjadi perpecahan di kalangan wartawan, dengan saling tuding antara yang dianggap tidak kompeten dan yang dianggap korup. Wilson menyebut fenomena ini sebagai “wartawan oplosan”, yakni campuran antara jurnalis idealis yang tidak kompeten dengan jurnalis profesional yang justru korup.
Tak hanya di BBM dan BUMN, Wilson Lalengke juga mengkritik cara Erick Thohir mengelola sepak bola nasional. Sejak Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Timnas Indonesia dijuluki “Tim Multinasional” karena banyaknya pemain asing naturalisasi.
“Timnas kita ini dibuat seperti mi instan, hanya butuh lima menit untuk segera disantap. Padahal, membangun tim sepak bola sejati membutuhkan waktu bertahun-tahun”, ujar Wilson Lalengke.
Menurut Wilson Lalengke, kebijakan ini hanya memberikan euforia sesaat tanpa pembangunan jangka panjang. Ia juga menduga penggunaan dana BUMN untuk membayar kontrak pemain asing, yang dinilainya sebagai tindakan yang memalukan.
Melihat berbagai kebijakan “oplosan” yang dilakukan Erick Thohir, Wilson Lalengke mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mencopotnya dari jabatan Menteri BUMN.
“Jika ini dibiarkan, nanti bisa-bisa data KTP kita juga dioplos, namanya benar, tapi tempat lahirnya malah tertulis ‘di atas kasur”, pungkas Wilson Lalengke.
Kini, publik menanti apakah Erick Thohir akan tetap bertahan atau justru akan tumbang oleh kebijakan yang ia buat sendiri. Yang jelas, masyarakat berharap agar pemerintah menghadirkan kebijakan yang murni dan transparan, tanpa kepentingan yang justru merugikan rakyat. (tim/red)